Sumber air tawar mempunyai
conductivity yang rendah dan air laut mempunyai conductivity yang tinggi, tidak
ada set pasti tentang standar conductivity di air. Malahan, organisasi tertentu
dan daerah melakukan set limit untuk total dissolved solid dari air. Ini karena
conductivity dan salinity bisa berbeda bukan hanya diantara lautan dan air
tawar, tapi bisa diantara kedua aliran yang tidak jauh jaraknya. Jika
dikelilingi oleh karakter geology yang cukup berbeda, atau salah satu dari
sumber air terpisah alirannya, nilai conductivity dari aliran yang dekat bisa
berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Link Terkait - Pengertian Conductivity dan Resistivity
Meskipun ketiadaan standar baku dan panduan tentang efek dari
sekeliling lingkungan terhadap conductivity, terdapat kurang lebih nilai yang
bisa di perkirakan berdasarkan sumbernya
Chart Standar Klasifikasi Conductivity berdasarkan Sumber Airnya beserta besaran nilai Conductivitynya |
Chart dibawah memperlihatkan perkiraan nilai
salinity dalam ppt (part per thousand)
Range Nilai Salinity di tiap-tiap sumber air yang berbeda |
Sekali kita melakukan observasi dan datanya kita masukan ke history tentang nilai pengukuran conductivity disuatu daerah, ini akan lebih mudah melihat range yang berada di komposisi air, karena data tersebut bisa kita jadikan pembanding. Range ini bisa dipakai sebagai baseline untuk mengevaluasi pengukuran yang sudah diperkirakan nilainya (dan yang tidak diperkirakan nilainya).
Deionisasi Air
Ini sangat penting untuk dilakukan karena
deionisasi air atau ultra-pure water tidak mempunyai ion extra sama sekali,
yang bisa dikatakan nilai conductivitynya 0 uS/cm. Nilai conductivity yang
sangat kecil dan paling sering diabaikan tetapi memiliki H+ ions and OH- ions
sebanyak 10⁻⁷ M (tentang pH – air deionisasi akan mempunyai neutral pH senilai 7 tanpa kontak atmospheric
or air) membuat nilai conductivity yang sangat kecil.
Meskipun mempunyai nilai conductivity yang
sangat kecil tetapi air deionisasi mempunyai nilai salinity 0, karena tidak adanya
ion sama sekali, hanya ion H+ dan OH-, yang secara netral ada pada air murni. Selama
tidak mempunyai kontak dengan udara, (biasanya CO2), air deionisasi (atau air
yang hampir murni) karena nilai molarnya sama dengan conductivity H+ and OH-,
tidak akan ada ion. Tapi peningkatan conductivity 2-3% per derajat celcius,
bisa menjadi kira-kira 5% per derajat celcius.
Link Terkait - Stratifikasi Kolom-kolom air karena perbedaan Salinitas
Link Terkait - Pemantauan Kualitas Air
Konsekuensi dari level yang tidak biasa
Nilai conductivity dan salinity yang tidak
biasa, malahan biasanya terindikasi terdapat polusi. Terkadang di satu kasus,
seperti hujan atau kekeringan yang berlebih, yang berhubungan dengan kejadian
alam. Meskipun hasil yang ada disebabkan oleh manusia atau secara alami,
perubahan conductivity, salinity dan TDS bisa berakibat kepada kehidupan
aquatik dan kualitas air.
Spesies Aquatik kebanyakan beradaptasi dengan
nilai salinity yang spesifik. Nilai salinity yang diluar ambang batas normal
bisa mengakibatkan matinya ikan yang merubah konsentrasi dissolved oxygen,
osmosis dan keracunan TDS (Total Dissolved Solid)
Disaat nilai conductivity dan salinity
meningkat terlalu jauh dari range normal, ini bisa berakibat pada rusaknya
kehidupan akuatik didalam air. Oleh sebab inilah, tapi mungkin lebih sulit,
spesies bisa beradaptasi untuk hidup di muara, dimana salinity bisa secara
konstan berubah. Kehidupan muara bisa mentorelansi perubahan cepat dari level
salinity, lebih baik dibandingkan oleh air tawar dan kehidupan kelautan
lainnya. Bahkan spesies air payau bisa menderita dengan perubahan salinity yang
terlalu ekstrim.
Link Terkait - Jenis-jenis Data Logger Level Air
